Website kini bukan lagi sekadar media informasi, melainkan aset digital penting yang dapat menentukan kesuksesan bisnis, personal branding, hingga organisasi. Dengan begitu banyak pilihan, memahami jenis jenis website adalah langkah awal sebelum membangun situs yang sesuai kebutuhan.
Menurut Google Research (2024), 75% pengguna menilai kredibilitas bisnis dari tampilan dan fungsionalitas website. Artinya, pemilihan jenis website bukan hanya soal desain, tetapi juga strategi digital jangka panjang.
Artikel ini akan membahas secara lengkap: klasifikasi website, contoh, kelebihan, kekurangan, estimasi biaya, hingga tren terbaru di tahun 2025.
Baca Juga : Kenapa Bisnis di Tangerang Butuh Website Profesional untuk Naik Kelas di Era Digital
Klasifikasi Utama Jenis Jenis Website

1. Berdasarkan Sifat Website
Website Statis → Dibangun dengan HTML/CSS sederhana, cocok untuk company profile kecil atau landing page.
Menurut Kominfo (2024), website statis lebih mudah diakses karena ringan, namun kurang fleksibel jika butuh update rutin.
Website Dinamis → Menggunakan CMS atau framework, kontennya bisa berubah sesuai interaksi pengguna.
Menurut Statista (2025), lebih dari 65% website global kini berbasis dinamis, terutama untuk e-commerce dan portal berita.
2. Berdasarkan Platform
CMS (Content Management System) → Contoh: WordPress, Joomla, Drupal.
Website Builder → Wix, Squarespace, Shopify, Webflow.
Custom Development → Menggunakan framework (Laravel, React, Vue) sesuai kebutuhan khusus.
Menurut Harvard Business Review (2024), CMS seperti WordPress masih menguasai lebih dari 40% pasar website dunia.
3. Berdasarkan Fungsi
Jenis website berdasarkan tujuan penggunaannya:
Pribadi → blog, portofolio.
Bisnis → company profile, toko online.
Komunitas → forum, membership site.
Edukasi → e-learning, LMS.
Hiburan → media streaming, portal berita.
Menurut UNESCO (2025), website edukasi online terus meningkat pesat pasca pandemi karena kebutuhan pembelajaran jarak jauh.
Daftar Jenis Jenis Website, Contoh, dan Biayanya
Jenis Website | Kelebihan | Kekurangan | Estimasi Biaya |
---|---|---|---|
Website Pribadi / Portofolio | Personal branding, cocok untuk freelancer | Fungsinya terbatas | Rp 1 – 5 juta |
Company Profile | Meningkatkan kredibilitas bisnis | Perlu update rutin | Rp 3 – 15 juta |
E-Commerce / Toko Online | Jualan 24/7, integrasi payment | Butuh keamanan ekstra | Rp 5 – 50 juta+ |
Blog | Bisa monetisasi dengan iklan/affiliate | Persaingan SEO tinggi | Rp 500 ribu – 5 juta |
Portal Berita / Media | Potensi trafik tinggi | Perlu tim konten & server kuat | Rp 10 – 100 juta+ |
Forum / Komunitas | Interaksi pengguna lebih aktif | Moderasi rumit | Rp 5 – 20 juta |
E-Learning / LMS | Edukasi online, integrasi kuis & video | Butuh server kuat | Rp 10 – 50 juta |
Landing Page / Microsite | Cocok untuk campaign iklan | Kurang fleksibel | Rp 500 ribu – 3 juta |
Membership / Subscription | Monetisasi konten premium | Billing & manajemen member kompleks | Rp 5 – 30 juta |
Menurut Deloitte Digital (2025), biaya pembuatan website sangat dipengaruhi oleh tingkat kompleksitas fitur, desain UI/UX, serta kebutuhan integrasi pihak ketiga.
SEO & Keamanan pada Berbagai Jenis Website
Blog & Portal Berita
Tantangan SEO: duplikasi konten, kecepatan loading.
Solusi: CDN, optimasi on-page, update rutin.
Menurut Google Search Central (2024), kecepatan loading menjadi faktor peringkat utama di SERP.
E-Commerce / Toko Online
Tantangan SEO: duplikasi halaman produk.
Tantangan Keamanan: checkout & data pelanggan.
Solusi: SSL, enkripsi data, schema markup produk.
Company Profile
Tantangan SEO: jarang update konten.
Solusi: tambahkan blog atau news section.
Forum & Komunitas
Tantangan SEO: spam & konten user-generated.
Solusi: moderasi ketat, sistem reputasi.
E-Learning / LMS
Tantangan Keamanan: proteksi video & materi.
Solusi: DRM, proteksi password.
Menurut StasiunWebsite, banyak UMKM di Indonesia masih mengabaikan faktor keamanan, padahal perlindungan data pelanggan menjadi kunci kepercayaan bisnis jangka panjang.
Tren Terbaru Jenis Jenis Website di 2025

Progressive Web Apps (PWA) → pengalaman mirip aplikasi mobile.
Headless CMS → frontend & backend terpisah, lebih fleksibel.
Website dengan AI → chatbot, personalisasi produk.
Subscription Economy → monetisasi berbasis membership.
Green Hosting → hosting ramah lingkungan & hemat energi.
Menurut IDC (2025), adopsi PWA meningkat 40% karena mendukung performa tinggi di perangkat mobile.
Menurut StasiunWebsite, tren ke depan adalah kombinasi AI + PWA, di mana website bukan hanya menampilkan informasi, tapi juga memberi rekomendasi personal secara real-time.
Panduan Memilih Jenis Website Sesuai Kebutuhan
Individu / Freelancer → portofolio atau blog.
UKM / Startup → company profile + landing page.
Retailer / Toko → e-commerce dengan integrasi pembayaran.
Komunitas / Organisasi → forum online / portal komunitas.
Institusi Pendidikan → LMS dengan video, kuis, sertifikat.
Menurut McKinsey (2024), 70% UKM yang memilih website sesuai kebutuhan mengalami pertumbuhan penjualan lebih cepat dibanding yang asal pilih.
Baca Juga : Tips Memilih Jasa Website Profesional di Tangerang Agar Bisnis Online Makin Sukses
Studi Kasus: Indonesia vs Global
Tren di Indonesia → banyak UKM memilih website builder karena cepat online, namun kurang scalable.
Tren Global → perusahaan besar beralih ke PWA & headless CMS untuk performa tinggi.
Insight: UKM Indonesia bisa memulai dengan CMS sederhana, lalu upgrade ke PWA saat bisnis berkembang.
FAQ Seputar Jenis Jenis Website
1. Apa jenis website paling murah dibuat?
→ Website portofolio & landing page, mulai Rp 500 ribu.
2. Mana yang lebih baik: WordPress atau custom?
→ WordPress cocok untuk cepat online, custom untuk kebutuhan kompleks.
3. Apakah e-commerce wajib punya SSL?
→ Ya, SSL penting untuk keamanan transaksi & data pelanggan.
4. Apa itu PWA?
→ Progressive Web Apps, website yang terasa seperti aplikasi mobile.
5. Apakah blog masih bisa menghasilkan uang?
→ Ya, melalui iklan, affiliate, dan konten sponsor.
6. Bagaimana cara memilih hosting untuk website bisnis?
→ Pilih hosting cepat, aman, dengan dukungan teknis 24/7.
7. Apakah website statis masih relevan di 2025?
→ Masih relevan untuk kebutuhan sederhana seperti landing page.
Profil Penulis
Ditulis oleh: Nuril Fajri
Seorang praktisi web development dengan pengalaman lebih dari 10 tahun.
Sumber Referensi
Google Research, 2024
Kominfo, 2024
Statista, 2025
Harvard Business Review, 2024
UNESCO, 2025
Deloitte Digital, 2025
Google Search Central, 2024
IDC, 2025
McKinsey, 2024
👉 Ingin bisnis Anda tampil profesional di dunia digital? Tim StasiunWebsite siap membantu membuat website modern, SEO lokal, dan aman untuk bisnis Anda.
👉 Klik Untuk Lihat Paket Pembuatan Website Di Tangerang
👉 Klik Untuk Lihat Paket Pembuatan Website Di DEPOK